Perubahan teknologi informasi yang dimotori
oleh penemuan sistem interconnection network atau biasa disingkat
internet telah memberi pengaruh besar terhadap berbagai sektor kehidupan. Paradigma tentang sistem informasi yang semula dibatasi oleh
ruang dan waktu telah berubah secara drastis. Batasan fisik terhadap model informasi dan
komunikasi menjadi bias. Internet
sebagai suatu sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling
terhubung telah
menghadirkan persepektif peradaban baru yaitu dunia maya. Suatu dunia yang
dianggap mampu mengakomodir segala kompleksitas dan diversifikasi kebutuhan manusia terhadap
akses informasi yang lebih cepat dan mudah.
Sejalan dengan
ekspektasi masyarakat terhadap perkembangan teknologi informasi, institusi
perpustakaan dituntut untuk
mampu menyediakan informasi yang dapat diakses kapanpun dan dari manapun dalam
waktu bersamaan. Deskripsi
perpustakaan yang semula hanyalah sebatas kumpulan informasi dalam media kertas dengan sistem layanan lokal
telah bergeser sejak digunakannya teknologi internet berbasis data digital yang
mampu diakses kapanpun, dimanapun dan dalam waktu yang bersamaan. Perkembangan ini berimplikasi pada tuntutan agar
perpustakaan berorientasi pada peningkatan kualitas layanan berbasis kepuasan
pengunjung, yaitu cepat, tepat, mudah, dan murah.
Selengkap apapun koleksi suatu
perpustakaan, jika pustakawan kurang responsif terhadap perkembangan teknologi informasi yang
berkembang maka dikhawatirkan akan menyebabkan pemustaka
enggan berkunjung ke perpustakaan karena informasi yang dibutuhkan cukup
diakses melalui media internet di rumah.
Perpustakaan jika diibaratkan
sebagai perusahaan, maka bahan koleksi
adalah produk yang dijual, pemustaka adalah customer dan pustakawan
adalah marketer-nya. Suatu perusahaan akan log out jika tidak memiliki customer. Apapun layanan
jasa yang ditawarkan oleh perpustakaan harus diawali dan berorientasi kepada
kebutuhan pemustaka.
Pergeseran peran pustakawan pada penerapan konsep
perpustakaan digital ini menuntut Pustakawan
supaya memiliki kemampuan manajerial untuk membentuk sumber data digital, preserfasi dan
mengkoordinasikan ketersediaan data yang dibutuhkan bagi pemustaka. Oleh karenan itu kedepannya eksistensi Pustakawan akan dinilai
dari kemampuannya untuk menghubungkan Pemustaka dengan sumber informasi digital
yang dibutuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar